Maret, 2017. Beberapa hari yang lalu saya baru saja memberanikan diri untuk menyudahi hubungan yang telah saya jalin dengan seseorang selama 2 tahun lebih. Bisa dibilang ini adalah hubungan paling serius dan paling lama yang pernah saya jalankan selama hidup saya. Ia berumur 32 tahun saat ini sedangkan saya masih 22 tahun. Kalian bisa hitung sendiri berapa perbedaan umur kami. Kalau kalian bertanya kenapa awalnya saya mau pacaran dengan dia? Well, waktu itu saya baru saja keluar dari a crappy and awful relationship, kemudian setelah beberapa bulan saya menjomblo, akhirnya Tuhan mempertemukan saya dengan seseorang yang membuat saya berpikir "wow this guy will never ever hurt me like my ex did to me". Dan dalam beberapa kali pertemuan, saya bisa melihat sendiri bahwa dia adalah sosok yang baik bagi saya, dia datang dari keluarga yang baik, good attitude, we have a lot in common, intinya ia adalah tipikal seseorang yang disetujui oleh keluarga saya. And so i was like "okay let's give it a try".
Di umurnya yang matang ini, sudah pasti ia mulai memikirkan pernikahan. Of course i don't have a problem with that, karena saya pun merasa bahwa ia adalah lelaki yang tepat untuk masa depan saya. Namun pada anniversary kami yang pertama, kami terpaksa berpisah karena saya harus melanjutkan studi S1 di Bandung. Thankfully sebagai pacar yang baik, ia sepenuhnya mendukung keputusan saya tersebut.
Now guys, kita semua tau LDR itu tidaklah mudah. Yes, we might be great together, we're honest to each other, but unfortunately none of was good at spice things up when we started getting bored of each other, atau mungkin tepatnya adalah saya yang merasa bosan dengan hubungan ini. Dan semenjak saya di Bandung pun, saya merasa bahwa ada banyak hal yang ingin saya lakukan sebelum saya menikah. I mean look, i am at early 20s, for the first time in my life i live ALONE in a very nice city, i know this sounds selfish but, i should've just enjoy my life and do all the things i've never done before, right? Ketika teman teman saya kagum dengan betapa hebatnya dan dewasanya hubungan yang saya jalani ini, deep deep down in my heart i wished i'm single. Tapi saya buang pikiran itu jauh jauh karena saya gak mau menyia-nyiakan seseorang yang sudah memperlakukan saya dengan baik sekali.
Namun kembali lagi pada permasalahan bahwa none of us was good at spice things up when we finally reach the relationship stage when it feels like we're like an old couple. Kami memang jarang sekali bertengkar, dia bukan tipikal orang yang sering bikin jengkel, jadi bahan untuk bertengkar pun nggak ada sama sekali. That's when i felt this relationship is too flat, and most of the time i was not happy. Saya sudah jarang sekali tertawa dengan lelucon leluconnya, saya mulai jarang whatsapp dia duluan, kita juga mulai jarang ngobrol panjang lebar. Namun perubahan perubahan yang terjadi tidak membuat dia berhenti menjadi the most caring boyfriend in the world,
Saya terlalu takut untuk menyudahi semuanya hanya karena saya nggak mau dicap cewek yang nggak tau diuntung. He's been nothing but so good to me namun apa balasan saya? Menyakiti hatinya? Sumpah saya nggak tega. Berhari-hari saya merenungi ini semua, mau sampai kapan saya berada di posisi ini? Bertahan hanya karena saya merasa gak enak karena selama ini dia sudah banyak bantu bantu saya, saya terlalu takut bikin dia kecewa, saya takut dia kenapa kenapa, namun di sisi lain saya tersiksa, saya merasa nggak bahagia, saya mau tau bagaimana rasanya single in my early 20s, experience a lot of things, mungkin setelah ini saya mau kerja di luar kota, atau bahkan di luar negri, i have a lot of opportunies, i have bright future, i don't want to get married too soon.
So i bulit up courage to talk to him, oh man that was the hardest thing i've ever done in my life. Dumping someone who loves me too much. He cried a lot that night, and so did i. Malam itu saya merasa seperti orang paling jahat sedunia, the thought of him wasting his time on me for more than 2 years just to get dumped, it killed me. Saya tenggelam dalam rasa bersalah. Saya takut karma akan mengintai. Saya takut ini adalah keputusan yang bodoh. Saya takut kedepannya tidak akan ada lagi seseorang yang memperlakukan saya sebagaimana dia memperlakukan saya. Ughh there're monsters in my head and they refuse to shut up.
Hari ini saya memikirkan kembali keputusan saya tersebut. Walaupun itu adalah kemauan saya untuk menyudahi semuanya, tapi percayalah being single after having a long term relationship, is not easy. Now that he's gone, saya sadar bahwa semuanya tidak akan sama lagi seperti dulu. Tidak akan ada lagi seseorang yang akan mendengarkan semua keluh kesah saya dengan sabar, someone to calm me down eveytime bad things happen in my life, seseorang yang bisa saya ajak pergi kemana mana, seseorang yang selalu bilang that i'm not too fat. *sigh* Do you think i made the right decision?