Monday, March 6, 2017

The decision

Maret, 2017. Beberapa hari yang lalu saya baru saja memberanikan diri untuk menyudahi hubungan yang telah saya jalin dengan seseorang selama 2 tahun lebih. Bisa dibilang ini adalah hubungan paling serius dan paling lama yang pernah saya jalankan selama hidup saya. Ia berumur 32 tahun saat ini sedangkan saya masih 22 tahun. Kalian bisa hitung sendiri berapa perbedaan umur kami. Kalau kalian bertanya kenapa awalnya saya mau pacaran dengan dia? Well, waktu itu saya baru saja keluar dari a crappy and awful relationship, kemudian setelah beberapa bulan saya menjomblo, akhirnya Tuhan mempertemukan saya dengan seseorang yang membuat saya berpikir "wow this guy will never ever hurt me like my ex did to me". Dan dalam beberapa kali pertemuan, saya bisa melihat sendiri bahwa dia adalah sosok yang baik bagi saya, dia datang dari keluarga yang baik, good attitude, we have a lot in common, intinya ia adalah tipikal seseorang yang disetujui oleh keluarga saya. And so i was like "okay let's give it a try".

Di umurnya yang matang ini, sudah pasti ia mulai memikirkan pernikahan. Of course i don't have a problem with that, karena saya pun merasa bahwa ia adalah lelaki yang tepat untuk masa depan saya. Namun pada anniversary kami yang pertama, kami terpaksa berpisah karena saya harus melanjutkan studi S1 di Bandung. Thankfully sebagai pacar yang baik, ia sepenuhnya mendukung keputusan saya tersebut.

Now guys, kita semua tau LDR itu tidaklah mudah. Yes, we might be great together, we're honest to each other, but unfortunately none of was good at spice things up when we started getting bored of each other, atau mungkin tepatnya adalah saya yang merasa bosan dengan hubungan ini. Dan semenjak saya di Bandung pun, saya merasa bahwa ada banyak hal yang ingin saya lakukan sebelum saya menikah. I mean look, i am at early 20s, for the first time in my life i live ALONE in a very nice city, i know this sounds selfish but, i should've just enjoy my life and do all the things i've never done before, right? Ketika teman teman saya kagum dengan betapa hebatnya dan dewasanya hubungan yang saya jalani ini, deep deep down in my heart i wished i'm single. Tapi saya buang pikiran itu jauh jauh karena saya gak mau menyia-nyiakan seseorang yang sudah memperlakukan saya dengan baik sekali.

Namun kembali lagi pada permasalahan bahwa none of us was good at spice things up when we finally reach the relationship stage when it feels like we're like an old couple. Kami memang jarang sekali bertengkar, dia bukan tipikal orang yang sering bikin jengkel, jadi bahan untuk bertengkar pun nggak ada sama sekali. That's when i felt this relationship is too flat, and most of the time i was not happy. Saya sudah jarang sekali tertawa dengan lelucon leluconnya, saya mulai jarang whatsapp dia duluan, kita juga mulai jarang ngobrol panjang lebar. Namun perubahan perubahan yang terjadi tidak membuat dia berhenti menjadi the most caring boyfriend in the world,

Saya terlalu takut untuk menyudahi semuanya hanya karena saya nggak mau dicap cewek yang nggak tau diuntung. He's been nothing but so good to me namun apa balasan saya? Menyakiti hatinya? Sumpah saya nggak tega. Berhari-hari saya merenungi ini semua, mau sampai kapan saya berada di posisi ini? Bertahan hanya karena saya merasa gak enak karena selama ini dia sudah banyak bantu bantu saya, saya terlalu takut bikin dia kecewa, saya takut dia kenapa kenapa, namun di sisi lain saya tersiksa, saya merasa nggak bahagia, saya mau tau bagaimana rasanya single in my early 20s, experience a lot of things, mungkin setelah ini saya mau kerja di luar kota, atau bahkan di luar negri, i have a lot of opportunies, i have bright future, i don't want to get married too soon.

So i bulit up courage to talk to him, oh man that was the hardest thing i've ever done in my life. Dumping someone who loves me too much. He cried a lot that night, and so did i. Malam itu saya merasa seperti orang paling jahat sedunia, the thought of him wasting his time on me for more than 2 years just to get dumped, it killed me. Saya tenggelam dalam rasa bersalah. Saya takut karma akan mengintai. Saya takut ini adalah keputusan yang bodoh. Saya takut kedepannya tidak akan ada lagi seseorang yang memperlakukan saya sebagaimana dia memperlakukan saya. Ughh there're monsters in my head and they refuse to shut up.

Hari ini saya memikirkan kembali keputusan saya tersebut. Walaupun itu adalah kemauan saya untuk menyudahi semuanya, tapi percayalah being single after having a long term relationship, is not easy. Now that he's gone, saya sadar bahwa semuanya tidak akan sama lagi seperti dulu. Tidak akan ada lagi seseorang yang akan mendengarkan semua keluh kesah saya dengan sabar, someone to calm me down eveytime bad things happen in my life, seseorang yang bisa saya ajak pergi kemana mana, seseorang yang selalu bilang that i'm not too fat. *sigh* Do you think i made the right decision?

8 comments:

  1. Lu S1 di Bandung??? Kenapa ga pernah kontak gua? Kenapaaaa???

    Oke, gua salah fokus.

    Keputusan lu benar atau salah, hanya waktu yang bisa menjawab. Tapi walaupun itu salah, ya udah, itu resiko yg harus lu jalanin. That’s life, we never end up where you thought you wanted to be.

    Here's the thing about mistakes. Sometimes, even when you know something's a mistake, you gotta make it anyway. The biggest mistake would be not to make that mistake, because then you’ll go your whole life not knowing if something was a mistake or not.

    So yeah, sekarang lu udah ambil keputusan, udah bukan waktunya ngomongin soal keputusan itu bener atau ngga. Jalanin aja jalan yg udah lu ambil ini sebaik-baiknya. Sisa pertanyaannya, biarin aja nanti waktu yang menjawab.

    Di luar semua itu, gua mengerti apa yg lu rasain. Being single in your 20's is like the best that ever happened to me. Sekarang udah bukan jamannya Siti Nurbaya. Ngapain harus buru-buru nikah? Kejar karir dan impian lu, liat dunia luar, kenali orang sebanyak-banyaknya. Ambil resiko, jangan terlalu takut sama kegagalan, gagal lah sebanyak mungkin dan belajarlah sebanyak mungkin dari kegagalan-kegagalan itu. Seriously, live your life to the fullest.

    Don't seek for a relationship just because you're afraid to be alone. Menjadi seorang single itu mungkin tampak sulit di awal, tapi setelah berjalannya waktu, lu akan menyadari bahwa status single lu itu adalah berkah yang luar biasa di masa muda lu ini. Memang ga gampang untuk membiasakan diri mandiri dan tidak tergantung sama orang lain, but trust me, it's worth it.

    If you’re not scared, you’re not taking a chance. And if you’re not taking a chance, then what the hell are you doing?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak sengaja mampir ke blog ini dan nemuin komentar yang sangat inspiring ini kak, btw aku juga sering mampir ke blognya kak kenni. Kata-kata kakak itu kayak pencerahan buat diri aku sendiri, aku bacanya berasa kayak kak kenni lagi ngomong di depan aku.

      Delete
  2. Muhammad Reza UwaisqorniMarch 7, 2017 at 6:14 PM

    yaaaah inggit... :(
    *udah gitu aja komennya lah ya ngerti sendiri hehehe

    ReplyDelete
  3. oh LDR oh LDR.. ckckck.. right or not, keputusan sudah diambil bukan. Hehehe.. bukan bermaksud, tp lebih penting mikir yang di depan (karena yg di belakang pasti udah jd background kekuatan kita yang baru, red.) (Y) mantap

    belajar photoshop

    ReplyDelete
  4. Setahun berlalu, pasti sekarang kamu udah bahagia, hehe..

    ReplyDelete